0

Buaran-Bumiayu, Brebes

Buaran adalah salah satu desa di wilayah kecamatan Bantarkawung Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Desa ini menjadi batas wilayah antara kecamatan Bantarkawung dengan kecamatan Bumiayu, yang terletak sekitar 10 Km ke arah timur dari desa

tersebut. Populasi penduduk desa Buaran sekitar 3000 orang.

Buaran sendiri berasal dari kata "buara" yaitu suatu tempat lapang yang luas yang di tumbuhi oleh rumput ilalang yang dipergunakan untuk menggembala hewan ternak. Tempat ini dijadikan desa oleh Laskar Diponegoro yang memang saat itu melintasi kawasan tersebut, dan saat ini keturunannya masih ada di Buaran.

Buaran merupakan daerah yang cukup makmur secara ekonomi dengan penghasilan utama berupa pertanian padi. Di samping itu, Buaran juga menjadi sentral perdagangan bagi masyarakat dari daerah-daerah di sekitarnya. Selain perdagangan, banyak warga Buaran yang memiliki bisnis transportasi angkutan pedesaan (Angkudes) berupa mini van. Angkudes ini menjadi sarana sosial-ekonomi yang sangat penting untuk menghubungkan desa Buaran dengan kota-kota dan desa-desa di sekitarnya, terutama dalam rangka kegiatan perekonomian. Di antara warga Buaran juga banyak yang menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) seperti guru dan polisi dan juga pegawai militer. Selain itu, banyak warga Buaran yang merantau ke daerah-daerah lain di Indonesia di mana mereka menjadi bagian dispora warga Buaran. Selain menjadi pedagang, tujuan mereka merantau adalah untuk menjadi pekerja di berbagai sektor industri di kota besar, khususnya di Jakarta. Berbagai faktor ekonomi ini menjadi bagian penting sumber ekonomi masyarakat Buaran. Yang harus dipikirkan, banyaknya angka migrasi masyarakat Buaran ini dikhawatirkan akan mengancam keberlangsungan (sustainability) sektor pertanian yang selama ini diandalkan sebagai lumbung pendapatan ekonomi karena berkurangnya jumlah petani.

Salah satu budaya unik masyarakt Buaran adalah kebiasaan sarapan pagi yang berupa gorengan tempe dan dage serta urap (masyarakat setempat menyebutnya kluban). Tidak ada perbedaan antara warga dari kelas ekonomi menengah atau kelas ekonomi bawah, anak-anak atau orang tua, dalam melakukan kebiasaan sarapan seperti ini. Hampir setiap pagi, salah satu anggota keluarga mengantri di warung-warung gorengan dan kluban tersebut.

Desa Buaran juga dilintasi salah satu sungai terbesar di kabupaten Brebes, yaitu sungai Pemali. Meski sering meluap, sungai indah ini banyak memberi manfaat bagi masyarakat desa. Selain sebagai sumber pengairan bagi pertanian, masyarakat juga memanfaatkanya sebagai tempat mencari ikan. Masyarakat juga menggunakan sungai ini untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK). Salah satu yang terkenal dari sungai ini adalah mitos tentang hantu sungai berupa Meyangga yang sering meminta korban atau tumbal nyawa.

Di desa tersebut juga terdapat salah satu pusat pariwasata berupa Pemandian Air Panas Cipanas yang terletak sekitar 2 Km dari pusat desa. Tempat wisata ini sangat terkenal bagi warga di Kabupaten Brebes dan sekitarnya. Selain untuk rekreasi, Pemandian tersebut juga berguna untuk pengobatan berbagai jenis penyakit, seperti penyakit kulit dan pegal-pegal. Pariwisata ini merupakan salah satu penyubang APBD yang cukup signifikan bagi Kabupaten Brebes. Tempat wisata ini juga dikelilingi oleh bukit hijau yang ditumbuhi pohon pinus. Sayangnya, pemerintah Brebes belum banyak memberikan upaya konkret pemanfaatan bukit ini untuk peningkatan ekonomi masyarakat tanpa harus merusak konservasi alam.

Taraf pendidikan masyarakat Buaran sudah cukup tinggi. Hampir setiap keluarga memiliki seorang lulusan perguruan tinggi dari berbagai universitas di Indonesia. Bahkan saat ini sudah mulai muncul putra Buaran yang bisa melanjutkan sekolah ke luar negeri melalui berbagai program beasiswa. Selain terdapat empat SD Negeri, yaitu SDN Pangebatan I, SDN Pangebatan III, SDN Pangebatan V dan SDN Pangebatan VII, di Buaran juga terdapat dua buah SMP, yaitu SMP Bustanul Ulum (BU) dan SMP Muhammadiyah, dan ada 2 bh Sekolah menengah atas, yaitu STM Muhammadiyah dan Madrasah Aliyah "----". Sebuah pesantren bernama Pesantren Raudlatus Su'ada yang mengajarkan kajian kitab-kitab klasik Islam secara tradisional yang didirikan KH. Abdussalam (Alm) juga terdapat di desa ini. Semua kondisi ini menggambarkan cara pandang progresif masyarakat Buaran di bidang pendidikan kenapa ini disebutkan Buaran Bukanlah Kota Kecamatan dan bukan Kelurahan melainkan sebuah "DUSUN". Bahkan kemajuan kedua SMP, SMTA dan pesantren tersebut tidak terlepas dari semangat voluntarisme warga desa di bidang pendidikan ini.

Meskipun Buaran hanyalah sebuah Dusun, tetapi untuk kegiatan pemilihan Kepada Desa, Buaran menjadi tolak ukur bagi dusun yang lain yang ada di Kelurahan Pangebatan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar